Langsung ke konten utama

Postingan

Akad Nikah di Gedung Kesenian/Serba Guna Kampung Seni Yudha Asri

Pernikahan merupakan suatu kewajiban bagi seseorang yang sudah baligh, cukup umur, dan siap menafkahkan anak dan istrinya. Terkadang seseorang mempunyai cara yang unik untuk melangsungkan akad pernikahannya, baik di rumah, tempat ibadah, mesjid, gedung, taman, pantai, bahkan ditempat yang ekstrim sekalipun. Pernikahan merupakan sesuatu yang sakral, indah, dan akan membawa kebahagian kepada kedua pasangan.

Tradisi "Ngabendrong" di Kampung Seni Yudha Asri

Tradisi "Ngabendrong" adalah tradisi yang dilakukan ketika seseorang ingin melaksanakan pernikahan, biasanya tiga, empat hari sebelum pernikahan. Tujuannya disamping menghibur, juga mendoakan agar acara pernikahan berjalan dengan baik/lancar. Tradisi ini umumnya dilakukan oleh ibu-ibu, dengan menggunakan pemukul kayu atau oleh masyarakat setempat disebut "halu". Alat pemukul tersebut dipukulkan ke lesung dengan nada tertentu. Tradisi ini juga sambil menghibur orang-orang/tetangga yang membantu kepada pihak yang ingin menikah tersebut. Klik play (>) untuk melihat video

Tradisi "Ngayun" di Kampung Seni dan Sekitarnya

Kata "Ngayun" sendiri artinya di ayun, disini diayun dengan menggunakan kursi, Tradisi ini biasanya dilakukan pada saat khitanan atau pernikahan. Pada prosesi ini, seorang pengantin atau anak kecil yang mau dkhitan harus naik keatas kursi yang sudah diikat dengan tali. Kemudian anak atau pengantin tersebut diayun-ayun sambil dibacakan Sholawat Nabi Muhammad SAW, beserta doa-doa penolak bala lainnya. Setelah pembacaan doa selesai, terakhir adalah melemparkan uang koinan keatas kepada anak-anak didepannya/sekelilingnya.    Klik play (>) untuk melihat video

Obesrvasi Seni Tradisi oleh Universitas Kejuangan 45 Serang - Banten

Obervasi Seni Tradisi berarti suatu pengamatan, penelitian, dan pemahaman akan seni tradisi. Dalam suatu observasi, mahasiswa menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan seni tradisi, dari awal berdirinya, sejarahnya serta perkembangannya dari tahun ke tahun. Seni Tradisi yang dimaksud adalah Seni Tradisional Rampak Bedug, Bedug Kerok, Beluk, Dzikir Saman. Selain itu dijelaskan pula secara kronologis, sejarah adanya sanggar seni ini yang sudah ada sejak tahun 1982 hingga diresmikannya menjadi sebuah wadah yang disebut Kampung Seni Yudha Asri pada tanggal 29 Januari 2010. Perkembangan dari jaman ke jaman memang begitu terasa, sejak awalnya Kampung Seni Yudha Asri ini hanyalah sebuah taman yang dibuat dengan apik, dengan aneka saung/vila didalamnya. Seiring berjalannya waktu, Sang Pioneer Bpk. M. Jupri Nur, Menciptakan Rampak Bedug yang dahulu disebut Bedug Panjang, kemudian lahirlah 'beluk'. 'Beluk' artinya bernyanyi menyebutkan Asma Allah dengan suara yang melengking-len