Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2011

Rampak Bedug Yudha, Sejarah dan Perkembangannya

Rampak Bedug berasal dari kata Rampak atau kompak yang berarti sama, gerakannya sama, pukulannya sama. Asal muasal rampak bedug ini yaitu pada jaman dahulu ketika masyarakat kampung akan menunaikan ibadah sholat, sebelum adzan salah seorang dari mereka memukul-mukulkan media yang bunyinya nyaring dan keras misalnya kentongan sebagai tanda waktu sholat tiba. Namun ternyata bunyi kentongan ini sering disalah tafsirkan oleh masyarakat setempat, karena bunyi kentongan ini bisa juga diartikan adanya maling yang masuk ke kampung, nah supaya bisa membedakannya maka diciptakanlah bunyi yang suaranya tidak menyerupai kentongan namun masih nyaring dan keras yaitu bedug. Lambat laun, ternyata masyarakat kampung sangat gemar sekali dengan suara dan pukulan bedug ini, mereka silih berganti menabuh bedug ketika waktu sholat tiba. Melihat hal tersebut akhirnya mereka mencetuskan suatu ide seni menabuh bedug dengan banyak orang yaitu rampak bedug, yang kala itu bernama bedug panjang, be

Adat Pernikahan Banten di Kampung Seni Yudha Asri

Adat merupakan sesuatu yang melekat dengan akad/tata cara di suatu tempat, keberadaannya sudah ada sejak puluhan atau ratusan tahun yang lalu. Adat bisa berupa Adat Pernikahan, Khitanan, Kelahiran Bayi, Maulid Nabi, Tahun Baru Islam dan lain sebagainya. Pernikahan merupakan sesuatu yang sakral dan setiap orang punya cara tersendiri untuk merayakannya. Ada yang dengan cara sederhana, biasa-biasa saja dan ada juga yang luar biasa misalnya menikah diatas gedung, di dalam pesawat, di dalam air, di atas pohon, dan cara unik lainnya. Pernikahan adalah pengikatan janji dari dua insan berbeda yaitu laki-laki dan perempuan untuk melaksanakan kewajibannya baik menurut agama maupun adat. Dengan pernikahan berarti kita mempunyai tanggung jawab terhadap keluarga yang kita bangun, dimana dalam prosesnya kita harus bisa menciptakan suasana yang harmonis, damai, tentram, taat dengan perintah agama, memberikan keberkahan, nafkah dan menjadikan keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah. Berikut adalah pe

Pertandingan Persahabatan Yudha FC dan Mitra FC Cikande, Serang

Sepak Bola merupakan olah raga yang paling populer di seluruh dunia. Olah raga ini menjadi ajang gengsi bagi negara-negara seperti Inggris, Spanyol, Perancis, Jerman, Brazil, Argentina dan masih banyak lagi. Pada saat Piala Dunia bergulir, masyarakat dari seluruh penjuru dunia menjadi saksinya. Mereka saling menjagokan tim favoritnya untuk menjadi juara. Meskipun Indonesia belum pernah menjadi bagian dari ajang 4 tahunan tersebut, namun animo masyarakatnya cukup tinggi dalam menyaksikan sepak bola. Di ajang Liga Indonesia, kita mempunyai pendukung fanatik seperti Aremania, Viking, The Jak, Bonek dan ribuan pendukung lainnya yang selalu setia terhadap tim kesayangannya. Hanya saja prilaku dari pada pendukung-pendukung tersebut terkadang kurang dewasa, sehingga ketika tim kesayangannya kalah, stadion dan polisi pun jadi sasarannya, saling ejek diantara pendukung, keributan bahkan yang lebih ironis lagi wasit pun jadi sasarannya. Bagaimana sepak bola kita bisa lebih baik kalau seperti ini

Musim Panen Telah Tiba

Menjadi petani sungguh sangat mulia, pekerjaan mereka sangat berat, penghasilannya tidaklah seberapa, namun berkat jasanya, kita bisa menikmati nasi yang tersaji di ruang makan yang sudah siap kita santap. Apalagi mayoritas masyarakat Indonesia, makanan pokoknya adalah nasi, bisa dibayangkan kalau tidak ada mereka? Untuk sampai pada proses memanen padi, perjalannya sangat panjang, kita harus menunggu sekitar 3 bulan, itupun kalau tidak ada hama dan bencana alam menerpa. Langkah awalnya yaitu kita harus menyiapkan bibit padi terlebih dahulu yang paling bagus, tahan terhadap hama. Setelah pembibitan selesai, tentu kita harus menunggu bibit itu sampai kira-kira berumur 2 - 4 minggu lamanya. Sebelum kita menanam padi disawah, sawah tersebut harus kita oleh terlebih dahulu yaitu pembajakan tanah, dalam proses ini bisa dengan cara tradisional maupun modern. Cara tradisional yaitu kita menggunakan cangkul dan kerbau sebagai alat untuk membajaknya, dimana kerbau tersebut kita kendalikan hinggu