Ruwatan berasal dari kata rawat atau merawat, Ruwatan/Sedekah Bumi berarti menjaga bumi kita agar bisa tetap terpelihara, banyak memberikan berkah dan manfaatnya kepada orang yang tinggal didalamnya. Ruwatan disini diawali dengan pementasan-pementasan seni yang merupakan ciri khas dari Kampung Seni Yudha Asri. Selesai pementasan dilanjutkan dengan prosesi ruwatan, dimana semua masyarakat berkumpul dengan diiringi oleh musik tradisional terbang gede/rebana. Sambil berjalan menuju lokasi ruwatan, sambil diiringi rebana tadi. Sampai dilokasi dimulai beberapa ritual yaitu dengan dibacakan pupuh oleh salah seorang juru kawih, kemudian dilanjutkan penimbunan nasi tumpeng dan uang. Terakhir adalah pembacaan doa agar semua masyarakat kampung diberikan kesehatan, rijki dan berkah selamat dunia akherat. Dalam acara tersebut juga turut hadir Ketua Paguyuban Seniman Tradisional(Pasentra) Kabupaten Serang, M. Nasir dan Camat Bandung-Serang, Drs. Subur Priyanto.
Topeng merupakan atribut dari kesenian Bedug Kerok Kampung Seni Yudha Asri. Karena topeng ini merupkan perlengkapan seni Bedug Kerok, maka dibuat dengan wajah yang ceria dan mengundang tawa orang yang melihatnya, sesuai dengan karakter Seni Bedug kerok yaitu seni yang menghibur. Proses pembuatannya tergolong sederhana, pertama kita menyiapkan tanah liat sebagai bahan dasarnya, kemudian kertas, lem, pisau pembentuk dan alas papan. Langkah-langkah pembuatannya yaitu kita siapkan tanah liat yang halus dan tidak tercampur oleh batu krikil, kemudian tanah liat tersebut kita bentuk di atas alas papan. Setelah dibentuk dengan bentuk wajah dan permukaannya sudah halus baru kita tempelkan kertas dengan menggunakan lem. Setelah semua permukaan wajah ditempelkan kertas, langkah selanjutnya adalah penjemuran, Jika sudah kering pisahkan antara tanah liat dan kertas yang sudah berbentuk wajah tadi, dan terakhir adalah pengecatan.(Dok : KSYA 10 Juli 2011) Klik play(>) untuk melihat video
Komentar
Posting Komentar